SELAMAT DATANG DI BLOG KHUTBAH JUM'AT

Kamis, 13 Januari 2011

MENGENAL PINTU MASUK SYIRIK

Ringkasan
MENGENAL PINTU MASUK SYIRIK
KHUTBAH JUM’AT  Masjid As-Salam
4 JUNI 2010 / 24 pon/JUMADIL AKHIR 1431 H
 

Khutbah Pertama

Bismilahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
(QS 9: 33)
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. أَمَّابَعْدُ؛
فَإِنْ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Segala puji bagi Allah, Tuhan sesembahan sekalian alam, yang telah mencurahkan berbagai kenikmatan yang tak terhingga dan tak pernah putus sepanjang zaman kepada makhluknya, baik yang berupa kehidupan,  kesehatan , keamanan dan kesempatan maupun keimanan  sehingga pada kali ini kita dapat berkumpul di tempat yang mulia dalam rangka menunaikan kewajiban shalat Jum’at.
Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada pemimpin dan uswah kita Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarganya , sahabatnya  dan ummatnya sampai hari kiamat. Inya Allah.
Pada kesempatan kali ini tak lupa saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan kepada jama’ah semuanya, agar kita selalu menjaga dan meningkatkan ketaqwaan kita hanya kepada Allah SWT,  karena taqwa adalah sebaik-baik bekal dimanapun kita berada baik di dunia maupun di akherat.
Maka sudah sewajarnyalah bila kita harus selalu menjaga ketaqwaan kita terutama dari perbuatan2 yg dapat merusak  tauhid kita yaitu perbuatan2 syirik. Baik syirik besar maupun syirik kecil. Kenapa ? Karena kita tahu perbuatan syirik ini adalah perbuatan yg sangat dibenci Allah  dan merupakan dosa besar yg tak terampuni bila kita tidak sempat bertobat selama masih hidup. Perbuatan syirik ini pulalah yg dapat menyebabkan kita bangkrut dari amal dan akan menjadi penghalang untuk masuk surga dan berjumpa dengan Allah SWT.
 Allah berfirman : 
  إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ 
يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”(QS. An-Nisaa’/4 : 48)


 فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

"Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya".(Al-Kahfi:110)

Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Untuk dapat menghindari dari perbuatan syirik ini ada baiknya kita mengenal Sebab-sebab yg mendorong kita berbuat syirik, antara lain :
1.     Minimnya pengetahuan Tauhid (Rububiyah, uluhiyah dan asma wasifat) ==>Karena tdk tahu akhirnya tindakannya hanya mengikuti orang lain/budaya nenek moyang tanpa penyaringan tauhid.
2.     Tidak berusaha memahami dan menjalani tauhid dengan sunguh-sungguh ==>Sudah tahu tapi kurang yaqin dan malas mengetrapkannya apalagi disekitarnya masih belum ada yg menjalankan tauhid dengan benar.
   3.     Tidak mengenal Allah dengan benar. ==>Bagaimana kekuasaan dan kehendak-NYA,   Rahmat dan azab-Nya, Asma wa`sifat-Nya.==> Sehingga Kehadiran Alloh hanya di apresiasikan di rumah2 ibadah.
4.     Terjebak pada ajaran / pendidikan Islam yg tercampur dengan yg bathil/musyrik. Bahkan ada pesantren yg mengajarkan Alqur’an sebagai jimat/isim/raja/mantra2. (Kel. Islam eksklusif/sempalan)
5.     Terjebak/terperangkap pada adat/budaya masyarakat musyirikin (Kepercayaan adanya burung pertanda bencana atau percaya adanya binatang/manusia pembawa sial=è perlu ruwat
Kalo kita ingin menjadi manusia yg mulia, jadilah orang taqwa  dan kalo ingin menjadi orang Taqwa maka ikutilah Alqur’an, sebagai hudalinnas dan hudalilmutaqin.
Apakah kita lebih takut kepada ketua2 adat/tokoh2 masyarakat daripada kepada Allah SWT yg notabene mereka adalah mahluk Allah, mati dan hidupnya ditangan Allah.
Apakah kita lebih patuh kpd hukum jahiliah/hukum manusia daripada hukum Allah SWT.
6.     Terlalu Ambisius dalam meraih kesuksesan
==> sehingga cendrung menghalalkan berbagai cara, termasuk ke Dukun dan paranormal.
7.     Keinginan serba instan / jalan pintas  ==> Karena tidak sabar dan tahan uji maka mudah terjerumus dalam dunia perdukunan.
Di jaman modern ini , manusia sudah mulai dilanda dengan pola hidup serba instan, tidak hanya makanan tapi juga dalam mencapai cita2/harapan dan keinginan2 duniawi : ingin cepat kaya/untung besar/sukses dan cepat njabat.
لَتَرْكَبُنَّ طَبَقًا عَنْ طَبَقٍ
sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan). (QS.Al-Inssyiqaq /84:19)
8.   Ketika ujian datang/salah menyikapi ujian/cobaan==> malah memohon ke selain Alloh SWT
  Contoh :   Sakit tak sembuh2, Kehilangan harta/barang, Enggak punya anak, belum dapet jodoh.
9.    Ketika mendapat kebaikan , salah menyikapi rezeki  ==> malah bersyukur ke selain Alloh SWT   
        Contoh :   Setelah Panen besar, naik pangkat, Untung besar maka diadakan ritual sedekah bumi sebagai rasa syukur.
     10. Pengaruh film/komik/bacaan berbau musyrik contoh Film tentang dewa2, perjimatan dan perdukunan.
·        Setiap bayi  terlahir dalam keadaan fitrah/suci maka orang tua yg membiarkan anak2nya menonton film yg merusak Aqidah maka orang tua menjadi penyebab berubahnya keyaqinan anak.
11. Mengunjungi tempat2 wisata/makam yg berbau ritual Syirik /Tempat2 persembahan yg dianggap membawa barokah. 
     Sering para pengunjung tdk menyadari kalou sudah digiring ke arah kemusyirikan. Karena biasanya tempat2 wisata sdh terkondsi dan beraura magis utk menggiring pengunjungnya meyaqini dan mejalankan ritual musyrik.
12. Menerima warisan ilmu hitam atau benda pusaka dari orangtua/kakek maka Kalo diteruskan sama saja melestarikan keinginan iblis/.syetan.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


Khutbah kedua:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛
َا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah ...
          Kembali pada khutbah yang kedua ini, saya mengajak diri saya dan jama’ah untuk senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah dengan sesungguhnya. Pertahankanlah takwa kita sampai titik darah penghabisan alias mati, Janganlah kita mati dalam keadaan kafir atau musyrik.  Jagalah agar kita mati dalam keadaan Islam, dalam keadaan Takwa hanya kepada Allah SWT.         Oleh karena itu tinggalkanlah kepercayaan2 atau kebiasaan2/tradisi2/budaya2 yang berbau syirik. Hatihatilah terhadap “pintu2 penyebab Perbuatan Musyrik sebagaimana yg dipaparkan dalam kutbah pertama tadi…. Jagalah tauhid kita dan cegah diri kita untk tidak ikut-ikutan mengikuti ritual-ritual peningggalan nenek moyang yag tdk ada tuntunannya dan cendrung berbau syirik. Sayangilah amal-amal kita yang sudah susah payah kita kumpulkan , jauhilah perbuatan syirik.

, قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ , وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".

وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Hendaklah kamu bertawakkal kepada Allah saja, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (Al-Maidah: 23).
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
(Tambah do'a witir/Doa kekuatan iman)
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ

2 komentar:

  1. Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kelompok ini perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu

    BalasHapus
  2. kita harus perangi pelaku bid,ah, karena mereka meyakini bahwa pekerjaan yang mereka lakukan adalah benar padahal tidak ada petunjuknhya dalam alquran dan hadits

    BalasHapus